DKSU dan DK Batu Bara – Asahan – Tanjung Balai Sepakat Usul Nama Menjadi Dewan Kebudayaan

Foto 1 1
Penasehat DK Batu Bara H. OK Faizal, SE (kanan) saat memakaikan tengkuluk (tanjak) kepada Ketua DKSU Baharuddin Syahputra, SH. (Foto: amar)

Pantai Sejarah | Bisanews.id | Dewan Kesenian Provinsi Sumatera Utara (DKSU) bersama tiga organisasi sejenis tingkat Kabupaten/Kota masing-masing Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Batu Bara sepakat satu pendapat untuk mengubah Dewan Kesenian menjadi Dewan Kebudayaan.

Pengubahan nama itu sesuai acuan dalam Undang Undang nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, bahkan Kabupaten Batu Bara sudah sejak beberapa bulan lalu mengubah Dewan Kesenian menjadi Dewan Kebudayaan (DK).

Ketua DKSU Baharuddin Syahputra, SH memberi apresiasi luar biasa kepada Dewan Kebudayaan (DK) Kabupaten Batu Bara yang menggagas pertama untuk mengubah dari Dewan Kesenian menjadi Dewan Kebudayaan.

Bahar menyebut Ketua DK Batu Bara Buyung Morna merealisasikan perubahan ini sesuai pembicaraan dengan dirinya di sela pertemuan Dewan Kesenian se Sumatera Utara pada Maret lalu.

“Saya mengapresiasi luar biasa,” ujar Bahar saat menyampaikan buah pikiran pada pertemuan budaya Asahan – Tanjung Balai – Batu Bara di gedung Museum Kabupaten Batu Bara di kawasan destinasi wisata Pantai Sejarah, Kecamatan Limapuluh Pesisir, Batu Bara, Sabtu (20/8/2022).

Sebelumnya, Ketua Dewan Kesenian Asahan Willer Anderson Pasribu dan Ketua Dewan Kesenian Tanjung Balai Dedy S.Pd saat berturut-turut menyampaikan buah pikiran menyatakan sepakat untuk mengusulkan nama Dewan Kesenian diubah menjadi Dewan Kebudayaan di seluruh Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara termasuk untuk tingkat Provnsi Sumatera Utara karena sudah diatur dalam undang undang terkait yang berlaku saat ini.

Bahar menjelaskan, DKSU sendiri sedang dalam proses dan diharapkan segera terealisasi menjadi Dewan Kebudayaan. Namun karena setelah Batu Bara, Asahan dan Tanjung Balai juga sepakat untuk menjadi Dewan Kebudayaan maka ia berharap ketiga daerah ini bersama DKSU menjadikan kesepakatan ini untuk mendorong pengubahan itu berlaku di seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumut.

“Jika kita sudah sepakat, saya sebagai Ketua DKSU akan menyampaikan ke Gubernur, semoga nantinya Pak Gubsu merespon dan menindaklanjuti sebagaimana seharusnya,” ujar Bahar sembari menjelaskan kepengurusan DKSU saat ini yang dilantik pada 18 Maret Maret 2017 seharusnya sudah demisioner pada 18 Maret 2022, namun Gubernur belum menyatakan demisioner sehingga kepengurusan yang dipimpinnya masih berlaku.

Bahar juga mengapresiasi positif pertemuan budaya tersebut yang juga diinisasi DK Batu Bara pimpinan Buyung Morna. Ia berharap pertemuan ini menjadi embrio bagi pertemuan Dewan Kesenian ataupun Dewan Kebudayaan se Sumatera Utara untuk menyatukan persepsi bagi pengubahan Dewan Kesenian menjadi Dewan Kebudayaan di seluruh Kabupaten/Kota se Sumatera Utara termasuk untuk tingkat Provinsi Sumatera Utara.

Foto 2 1
Foto bersama di selama pertemuan budaya Asahan – Tanjung Balai – Batu Bara di Pantai Sejarah, Kabupaten Batu Bara, Sabtu (20/8/2022). (Foto: ist)

Sementara itu Penasehat DK Batu Bara H. OK Faizal, SE dalam kata sambutannya memaparkan secara ringkas sejarah berdirinya Kabupaten Asahan yang kemudian melahirkan dua daerah otonom lainnya masing-masing Kota Tanjung Balai dan terakhir Kabupaten Batu Bara atas perjuangan Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batu Bara (Gemkara).

Karena itu Faizal berharap agar ketiga daerah yang dahulunya satu ini dapat meningkatkan silaturahmi dan berdiskusi untuk menyamakan persepsi, bukan saja soal perubahan dari Dewan Kesenian menjadi Dewan Kebudayaan tetapi sekaligus mengenai adat dan seni budaya yang mungkin saja sama atau berbeda sesuai dengan resam daerah masing masing.

“Untuk mengingatkan tuan dan puan bahwa diantara tiga pemerintahan daerah yang ada sekarang yaitu Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara, walau secara wilayah serta pemerintahan telah terpisah, akan tetapi mungkin saja secara adat dan seni budaya masih seperti pada masa berada dalam satu Pemerintahan Daerah Kabupaten Asahan yang dilahirkan oleh Pemerintah pusat pada 15 Maret 1946,” ungkap OK Faizal yang juga dikenal sebagai Ketua Kadin Batu Bara dan Ketua Umum Pengurus Besar Angkatan Muda Melayu Indonesia (PB AMMI).

Pertemuan sehari ini selain Ketua DK Asahan Willer A Pasaribu, Ketua DK Tanjung Balai Dedy, S.Pd dan Ketua DKSUBaharuddin Syahputra, SH masing-masing beserta rombongan juga dihadiri para pengurus DK Batu Bara, Ketua Pemuda Bersatu Batu Bara M Fadlan dan Ketua Senandung Barisan Muda Batu Bara Muzawir.

Di sela acara, Penasehat DK Batu Bara OK Faizal melakukan pengenaan tengkuluk (tanjak) kepada Ketua DKSU, Ketua DK Asahan dan Ketua DK Tanjung balai.

Di akhir pertemuan, dengan didampingi Penasethat DK Batu Bara H. OK Faizal, SE seluruh peserta meninjau ruangan demi ruangan Museum Batu Bara dan mendapat penjelasan mengenai isi museum tersebut dari Kabid Kebudayaan Disporabudpar Batu Bara Halimah.

Selah itu, seluruh peserta mengunjungi destinasi wisata Taman Mangrove Batu Bara yang berlokasi di Pantai Sejarah di depan gedung museum tersebut. Menjelang meninggalkan lokasi, para peserta menyempatkan diri bernyanyi dan berjoget riang dengan memanfaatkan fasilitas karaoke untuk pengunjung yang disediakan oleh pengelola Taman Mangrove Batu Bara tersebut. (amar)

Writer: AmarEditor: Yaser Hambali