Harga BBM Naik, NU Batu Bara Kritik Pemerintahan Jokowi

WhatsApp Image 2022 09 05 at 17.31.09
Pengurus PC-NU Batu Bara, Jasmi Assayuti. (Foto : Dok. Jasmi Assayuti/Bisanews).

BATU BARA | Bisanews.id | Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Batu Bara, Jasmi Assayuti menilai kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebagai kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat kecil.

Pasalnya, kenaikan harga BBM itu justru dilakukan pemerintah pada saat perekonomian rakyat dalam kondisi terpuruk pasca pandemi Covid-19.

“Ini kebijakan Pemerintahan Jokowi yang tidak pro dengan rakyat kecil, seperti petani, nelayan, buruh bangunan, dan pegawai honorer. Sebab perekonomian mereka masih terpuruk pasca pandemi. Sama saja artinya memberi beban baru buat rakyat sendiri”, kata Jasmi kepada Bisanews.id melalui pesan WhatsApp, Senin (5/9/2022).

Jasmi yang juga Wakil Tanfiziyah NU Batu Bara menyebut kebijakan soal BBM itu menunjukkan pemerintah tidak peka dengan kesulitan masyarakat bawah.

“Kenaikan harga BBM bersubsidi akan sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat miskin”, ujarnya.

Menurut dia, kenaikan harga BBM jelas akan diikuti dengan kenaikan biaya trasnportasi. Secara langsung hal itu juga akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok rakyat maupun barang-barang lainnya.

“Saat ini saja rakyat kecil sudah mengeluh dengan tingginya harga kebutuhan pokok. Ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM yang pasti akan memicu kenaikan harga barang-barang lain”, tuturnya.

“Tentu saja dampaknya akan langsung dirasakan rakyat bawah. Penghasilan rakyat, seperti pedagang kecil, dipastikan akan menurun karena daya beli masyarakat secara umum mengalami penurunan”, tambahnya.

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sopir angkutan umum, dan sektor lain, lanjut Jasmi, tentu akan sangat terpukul dengan kenaikan harga BBM.

Sementara Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dijanjikan tidak sebanding bila dibandingkan dengan dampak kenaikan harga BBM.

“Ini (BLT) tidak menyelesaikan masalah. Tidak efektif untuk menjaga daya beli masyarakat”, jelasnya.

Menurut dia, pemerintah selalu beralasan BBM subsidi lebih banyak dinikmati orang kaya. Seharusnya pemerintah segera memperbaiki aturan penyaluran BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran, bukan malah membuat kebijakan menaikkan harga BBM.

“Kita warga NU selalu mendukung pemerintah jika kebijakan itu pro pada rakyat. Akan tetapi jika kebijakan itu lari dari kepentingan rakyat, maka pemerintah juga harus siap dikritisi”, paparnya.

“Rakyat masih ingat sekali di saat Presiden Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jokowi mengkritik kebijakan BLT era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas kompensasi kenaikan BBM subsidi pada Juni 2013 yang dinilai tidak mendidik rakyat. Presiden Jokowi tidak konsisten, dulu mengatakan BLT dinilai tidak mendidik rakyat, sekarang justru melakukannya”, sindirnya.

“Kami warga NU Batu Bara berharap pada Bapak Presiden Joko Widodo untuk segera mencari jalan keluar agar dampak kenaikan harga BBM ini tidak menyusahkan rakyatnya sendiri. Karena BLT BBM bukanlah solusi yang tepat dalam membantu perekonomian masyarakat.” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui pemerintah telah menaikkan harga BBM subsidi dan non subsidi pada Sabtu (3/9/2022). Harga BBM yang mengalami kenaikan yaitu Pertalite, Solar, dan Pertamax.

Writer: RedaksiEditor: Abdul Muis