BATU BARA | Bisanews.id | Kordinator Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI), Azmi Hidzaqi mengatakan pihaknya mengapresiasi kinerja Polri di bawah BNPT dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror yang telah berhasil mengungkap dan menangkap petinggi organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII).
“Selain itu Polri juga menangkap terduga teroris dari kelompok NII di beberapa wilayah, diantaranya Sumbar, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Tangsel”, kata Azmi dalam siaran persnya yang diterima Bisanews.id, Jumat (22/4/2022).
Menurut Azmi, ancaman teroris sangat berbahaya dan dapat merugikan negara. Karena itu Polri harus dapat mengejar dan menangkap jaringan teroris sampai ke akarnya.
“Oleh karena itulah kerja keras yang dilakukan BNPT dan Densus 88 dalam mengungkap jaringan NII perlu di apresiasi dan didukung oleh seluruh masyarakat”, ujarnya.
Publik berharap Polri jangan sampai kalah dan lengah terhadap pergerakan jaringan teroris yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Jangan sampai situasi saat ini menjadi kesempatan jaringan teroris dalam merencanakan aksi, pelatihan, dan perekrutan anggota. Polri harus bisa membagi tugas, dan tetap menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.
“Kami juga mendorong agar Polri terus mencari pihak-pihak yang hendak merongrong kewibawaan Pancasila dan NKRI. Kami dukung kinerja BNPT dan Densus 88 untuk terus mencari seluas-luasnya mereka yang hendak merongrong kewibawaan Pancasila dan NKRI”, tuturnya.
Pihaknya juga mendukung pernyataan Presiden Jokowi agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta seluruh kementerian/lembaga mampu menangani modus-modus baru tindak pidana pencucian uang dan pendanaan bagi terorisme.
Jokowi pun meminta agar Polri dan PPATK harus jeli dan mampu bergerak cepat, memiliki kemampuan, serta perangkat untuk menangani modus-modus baru tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, Penyidik Densus 88 Antiteror Polri, lanjutnya, juga menyita dokumen serta senjata tajam jenis golok dari kelompok terduga teroris NII.
Polisi juga menyebut kelompok NII hendak melengserkan pemerintahan saat ini yang berdaulat sebelum Pemilu 2024. Mereka berniat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau (chaos). Mereka juga akan melakukan berbagai kegiatan i’dad (persiapan serangan teror) secara rutin.
“Sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan bahwa jaringan NII di Sumatera Barat memiliki visi misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo, yakni mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam.
Merujuk data yang telah disampaikan Polri merupakan sumber informasi yang akurat, oleh karena itulah maka kami mengajak masyarakat agar dapat waspada dengan ajakan dan hasutan dari kelompok NII yang disinyalir terus menggalang kekuatan”, pungkasnya.