Musim Hujan, Penghasilan Pedagang Kecil dan Nelayan di Tanjung Tiram Merosot

Untitled 2 3
Anto yang sedang berjualan gula kapas di Jalan Merdeka Tanjung Tiram, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Rabu (9/11/2022). (Foto : Ros/Bisanews).

BATU BARA | Bisanews | Hujan yang nyaris setiap hari mengguyur wilayah Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara berdampak terhadap penghasilan para pedagang kecil di daerah itu.

Anto, pedagang gula kapas di Jalan Merdeka Tanjung Tiram, Kecamatan Tanjung Tiram, Batu Bara mengaku penghasilannya merosot tajam selama musim hujan.

“Sepi pembeli, Bang. Pendapatan merosot tajam selama musim hujan ini”, aku Anto yang saat ditemui sedang berjualan menggunakan gerobak di Jalan Merdeka, Rabu (9/11/2022).

Sepinya pembeli, menurut Anto, dikarenakan masyarakat di kawasan itu yang mayoritas bekerja sebagai nelayan tidak mendapat ikan saat melaut, lantaran hujan setiap hari.

“Ya, beginilah, Bang. Hujan terus tiap hari, nelayan tak dapat ikan, jualan kita pun jadi sepi”, ujarnya.

Anto yang mengaku berjualan gula kapas dari pagi hingga pukul 8 malam, menyebutkan, jika kondisi cuaca dan pendapatan nelayan normal, penjualan gula kapasnya bisa mencapai Rp 500 ribu sehari.

Namun, karena hujan setiap hari, lanjutnya, penjualannya jauh menurun. “Merosot tajam”, tuturnya tanpa menyebutkan angka penurunan penjualannya.

Sementara seorang nelayan di kawasan itu, Atan mengatakan, kondisi Kota Tanjung Tiram terlihat sepi jika nelayan tak dapat ikan.

“Tapi kalau nelayan dapat ikan, ramai kota ini, Bang. Banyak orang belanja di pasar, toko-toko, sampai pedagang yang jualan di emperan pun kebagian rezeki”, kata Atan.

“Nelayan ke laut tidak dapat ikan, sedih lho, Bang. Soalnya, biaya melaut, mulai dari minyak mesin, makan minum itu lumayan besarnya. Pulang melaut biaya minyak saja tidak dapat dikembalikan, makanya Kota Tanjung Tiram ini sunyi. Artinya, berimbas kepada perekonomian masyarakat”, pungkasnya.

 

Writer: Revindo Sinaga

Editor: Abdul Muis